Kamis, 11 Juni 2015

Cara Didik 'Gaya Bank'

Ilustrasi : Dede Lukman Hakim

Senin 9 Maret 2015 telah berlangsung diskusi dan bedah majalah Suaka bertema “Membahasakan Luka Mahasiswa” di Aula Student Center. Habis beberapa menit dimulai, penulis dikejutkan atas pemaparan salah satu pemateri bernama Ratu Tresna Ning Gusti. Dia mengungkap sebuah permasalahan besar yang sama sekali tak dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Permasalahan yang begitu kental melekat di dunia pendidikan bahkan menjadi pola ajar di setiap lembaga pendidikan.

Konsep didik 'Gaya Bank', sebuah masalah metafisika yang tak disadari keberadaanya oleh mahasiswa. Laiknya dalam buku pendidikan kaum tertindas, Paulo Freire, dapat disimpulkan bahwa Gaya Bank merupakan sebuah konsep pendidikan tentang dua posisi yang hanya dihubungkan oleh sistem komunikasi satu arah. Jika dianalogikan kedua posisi tersebut berupa penabung dan celengan. Celengan hanya bisa menerima uang yang dimasukkan oleh penabung, sebatas itu.

Di kampus dapat ditemukan konsep seperti ini, mahasiswa hanya menerima, mencatat dan menyimpan materi yang disampaikan oleh dosen, mengiyakan perintah dosen tanpa skeptis dan kritis. Disadari atau tidak, konsep tersebut telah menunjukkan siapa penindas dan siapa yang ditindas, sehingga nantinya muncul pola kehidupan yang membalikkan posisi yang ditindas menjadi penindas. Pola itu disebut kontradiksi.
Hal ini disebabkan Karena pengalaman orang yang sering ditindas oleh penindas, sehingga membentuk sebuah pola pikir bahwa metode pengajaran yang akan dilakukan nantinya sama seperti ketika penindas berada di posisi yang ditindas.

Sikap penindas yang antidialogis, yakni dalam hal ini dosen memberlakukan mahasiswa laiknya benda yang bebas diperlakukan sesukanya. Seolah penguasa saja karena tidak menciptakan kesempatan untuk menyelesaikan masalah bersama, antara dosen dengan mahasiswa. Untuk mengubah masalah ini diperlukan sikap dialogis sebagai tandingan antidialogis.

Sebenarnya kita mengetahui seperti apa sikap dialogis. Dialogis merupakan percakapan dua orang yang memposisikan dirinya masing-masing sebagai media penyampai informasi. Orang dialogis memiliki sikap kritis terhadap informasi yang bertebaran di muka bumi. Maka, dibutuhkan pemahaman dan kesepakatan bersama tentang informasi itu.  Di kampus, antara dosen dan mahasiswa diperlukan gaya ajar dialogis yang menjadikan mahasiswa dan dosen sebagai pemecah masalah. Apakah kalian sebagai mahasiswa sudah dialogis?

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com