Ilustrasi. (indosniper.com) |
Kamis, 22 Januari 2015
Home »
» Gantungkan Hidup pada Senapan
Gantungkan Hidup pada Senapan
Rasmana (37) sebagai penyervis senapan angin di Pasar Lama, Kota Serang. Ia menggantungkan nasib diri dan keluarganya di atas meja servis berukuran panjang 1 meter. Setiap hari penghasilannya tak menentu, sementara itu ada sepuluh kepala yang harus Rasmana tanggung.
"Penghasilan gak tentu, paling sering 30 nyampe 40 ribu perhari." Tutur Rasmana. Penghasilan itu ia gunakan untuk kebutuhan istri dan delapan anaknya. Paling sedikit Rasmana kantongi penghasilan Rp. 20 Ribu sehari.
Sambil menguji senapan, Rasmana menjelaskan bahwa sebenarnya ia memiliki sembilan anak. "Karena anak pertama saya sudah nikah di usia 15 Tahun, jadi sekarang saya punya tanggungan sepuluh orang termasuk saya dan istri saya." Tuturnya.
Beralih usaha nampaknya tidak mungkin karena modal hanya cukup untuk membeli peralatan servis dan menutupi kebutuhan keluarga. "Pengen saya pindah usah, cuma gak ada modal." Keluh Rasmana.
Selain tak ada modal, ia pun enggan meninggalkan usaha yang sudah dimulainya sejak 1992 itu. Menjadi penyervis senapan angin adalah pilihan hidupnya. Ia mendapatkan pengetahuan tentang senapan dari ayahnya, Kasbari
Biasanya, Rasmana memperbaiki siku-siku senapan, pantil dan tabung angin. "Dalam sehari paling sering dua atau tiga orang yang nyervis." Pungkasnya tersenyum.
Rasmana mematok harga tidak lebih dari Rp. 50 ribu sesuai dengan harga peralatan dan jasa perbaikan. Sebenarnya banyak pelanggan yang membayar kurang dari harga yang patokan, lantaran mereka merasa sudah langganan.
Meja di pinggir jalan Pasar Lama, Gang Rendah itu adalah warisan ayahnya. Tak beratap dan tak bertiang. Jika hujan, Rasmana cukup menutupinya dengab terpal dua meter.
Rasmana berharap anak-anaknya hidup lebih baik dari pada ayahnya. "Semoga anak-anak saya bisa lebih maju dan sukses, tidak mengikuti jejak saya." Harapnya.
0 komentar:
Posting Komentar